“SEBUAH PERPISAHAN” Part II
Pagi
hari,
Hari
ini adalah hari yang ku tunggu-tunggu mama ku sudah bersiap-siap untuk
mengambil rapotku. ketika sampai di sekolah , aku berpapasan dengan kiki.kiki
tak melihatku mungkin dia gak sadar seseorang yang berpapasan dengannya itu
aku. Setelah pembagian hasil rapot selesai ternyata alhamdullilah akhirnya aku
masuk jurusan IPA, jurusan yang selama ini aku cari dan sudah aku rencanakan.
“kiki,
tar abis bagi rapot main yuk.” Kata eza teman dekatku
“okeey,
siapa aja?” tanyaku
“banyak
lah. Pokoknya.”
“okedeh.”
“lo
udah bagi rapot?” tanyanya
“udah
nih,”
“wesss...
ipa nih ye. Slamet yaa.”
“lo
emang belom?” tanyaku
“belom,
tar abis ini.”
“oh
okey, emng kita mau main apa?”
“main
UNO aja, hehe lo bawa uno?”
“kagak
sii, yaudah gue balik dulu yaa..tar samper gue aja.”
***
Siang
hari,
“angga
ayok berangkat main.. anak-anak udah pada ngumpul. Jangan lupa uno nya.”
Aku
naik motor di jemput oleh teman dekat ku eza. Setelah beberapa menit sampai di
rumah izal, akhirnya kita semua main UNO
“izal,
si kiki gak dateng?”
“gatau
gga, katanya mau pergi.”
Eza
dan izal adalah teman deketku juga , karna rumahnya adalah basecame kami,
tempat kami berkumpul dan bercanda bareng, tapi dia bukan seseorang yang
mencintai sesamanya, mereka mempunyai cewek yang merupakan primadona sekolahan
Tak
lama sambil kita memainkan UNO , ada suara motor berhenti di rumah izal. eza
keluar dan membuka pintu. Ku lihat dari arah jendela ternyata kiki, tetapi
disana ada seseorang lagi. Memakai helm dan sepertinya aku mengenalnya, Cuma
dari jendela tidak terlalu kelihatan. Seseorang itu melepas helm nya dan
ternyata... OMG ! batinku...... ternyata seseorang itu adalah...
“gga,
ada Arya tuh.”
“hah
? serius lo zal?”
“iya
serius gue, tuh anaknya kesini kan.”
Oh
Tuhaan.... apa salahku, aku tak ingin bertemu dengannya. Tetapi sekarang kita
malah di pertemukan. Apa ini takdirku Tuhan.. untuk bertemu dia lagi. Deg.....
tiba-tiba saja terasa jantungku berhenti, getaran ini sudah lama tak kurasakan.
Sangat berbeda sekali bila aku dekat dengan aka, tidak ada getaran seperti ini.
ada apa ini?” batinku
“sorry
gga, dari awal kita semua sudah ngerencanain ini, untuk nemuin lo sama Arya.”
Aku
dan arya hanya tersenyum tipis. Tapi aneh sikapnya Arya, dia bener-bener
berubah. Dia tak menyapaku. Bahkan menegurku itupun tidak. Apa yang terjadi
Tuhan batinku. Apa dia sudah menemukan yang lain? Entahlah.... selama kita
semua ngobrol, tetapi aku dan arya tidak juga saling tegur sapa, kenal.. tapi
kaya ga kenal.. Arya seperti orang asing dalam hidupku.
“gga,
arya kalian berdua diem aja..” ledek mereka
“ayodong
kangen-kangenan apa kek gitu, masa sepasang sahabat kayak gitu?” kata eza
“tau
lo ya, udah ada orangnya malah di cuekin. Giliran ga ada malah nyariin, kan
soulmate.”ledek kiki
“apaan
sih lo kii, gajelas.” Jawabku sinis
Kenapa
harus gue yang mulai duluan apa musti gue yang negur duluan? Siapa yang buat
salah ? gue kah? Atau dia? Yang ninggalin gue siapa? Yang buat gue sedih siapa?
Yang buat gue kecewa dan sakit hati siapa? Harusnya lo sadar Arya ! batinku
meringis.
“yaudah
lah kii, kalo mereka emang mau diem-dieman.” Kata izal
Aku
hanya tersenyum ke arah mereka yang menatapku juga Arya. Setiap kali aku
memergoki arya melirikku, dan aku juga meliriknya batinku nangis apa iya arya
gak kangen sama aku, atau minta maaf? Tapi apa nyatanya... itu tidak sama
sekali !! yang ku lihat dari sorotan matanya masih ada cinta dan rindu
dihatinya. Akupun merasakan itu. Tatapannya, masih seperti dulu, dingin tetapi
penuh arti dari sorotan matanya penuh keteduhan. Andai saja tatapan ini bisa
membunuh, mungkin aku sudah terkapar olehnya.
Akhirnya
kita semua main UNO , mainan yang biasa kita mainin kalo gak ada mainan yang
bisa dimainin . kita anak SMA tetapi masih main kartu UNO, yaa walaupun UNO
buat semua umur. kiki pun membagikan kartu UNO nya. Dan kita semua main.
Ternyata seiring berjalannya waktu, pertama sari keluar menang, disusul izal,
disusul eza, dan yang terakhir kiki, yang salalu main UNO keringetan. Main UNO
aja kok keringetan? Dan yang tersisa hanya aku dan arya. Permainan semakin
menegang. Belom ada kepastian siapa yang menang aku ataupun arya.
“ayodong
menangin sya.” Teman-temanku menyemangatiku. Begitupun arya yang sibuk dengan
kartu-kartunya .
“udeh
lo pasti menang deh arr.” Kata eza yang malah membela arya di banding aku
“eh
belom tentuu.” Kataku , daaaannnn.....
“UNO
! “ arya mengucapkan kata itu bentar lagi dia menang karna kartunya tinggal
satu 4+ ternyata.”
aku
pun kalah saat permainan itu. Tapi taapalah ini hanya sebuah permainan,
akhirnya kita semua tertawa bersama.
bahagia
itu sederhana ... walaupun aku dan arya tak saling tegur sapa bahkan saat
bermain arya tak juga menatapku. Tetapi dengan melihat arya tersenyum atas
kemenangannya padaku. Aku sudah senang.” #Bahagiaitusederhana aku mungkin saja
melupakanmu ketika kau pergi, dan jauh disana..tetapi cinta, perasaan kembali
ada ketika kau datang
waktu
sudah menunjukan pukul 4 sore. Karna hari sudah sore akhinya kita semua
memutuskan untuk pulang. Pertemuan yang sangat singkat antara aku dan juga
Arya. Sampai pulang kita berdua juga gak ngobrol dan saling cuek-cuekan. Yaa...
itulah arya dingin dan sangat cuek
***
Malam
,
Aku
masih teringat pertemuan singkat tadi siang. Ini semua seperti mimpi ataukah
aku bermimpi?? Sambil memeluk bantal guling dan tepar di atas kasur aku memutar
kembali saat 6 bulan yang lalu , saat arya meninggalkanku, dan pergi begitu
saja tanpa kabar. Dan sekarang dia ada disini menemuiku. Aku tak mengerti apa
maksudnya
dret..
dret... ponselku bergetar, tanda sms masuk dan ternyata itu dari okan.
“angga..
malem.. apa kabar?”
“hei,
baik kok kkan.”
“oh
gitu syukur deh.”
“besok
bisakan dateng kerumah okan?”
Ya
Tuhan.. aku lupa besok tanggal 26 adalah hari ulang tahunnya okan. Untung saja
aku sudah menyiapkan kado untuknya jauh-jauh hari.
“okey,
besok aku dateng kok.”
“mau
okan jemput?”
“okeh”
diakhiri percakapan pendek itu di sms dan akupun tertidur
***
Esok
hari,
Jam
10:00 aka sudah sampai di depan pager rumahku. Aku pun pergi kerumahnya di
boncengin naik motor satria nya. Di perjalanan dan di pikiranku kosong, entah
apa yang aku fikirkan dan akhirnya setelah beberapa menit di perjalanan kita
pun sampai di perumahan blok A rumahnya okan, disana sudah banyak
temen-temennya yang berkumpul.
“kkan.
Ini kado buat kamu.”
“yaampun
angga, pake repot-repot.”
“yaa..
gpp kok.”
Kado
yang aku berikan untuk okan adalah angsa-angsaan biru hasil karya ku sendiri,
juga striminan yang bertulisan namanya dan hari ulang tahunnya
“Heemm
ikut aku bentar yuk,” tanganku di gandeng aka ke arah taman komplek dekat
rumahnya. Aku tak mengerti apa maksudnya. Terlintas tiba-tiba di fikiranku. Aku
lupa kalo aku berjanji akan menjawabnya iya atau tidak untuk menjadi pacarnya.
“heem..
mau ngapain ya kkan?” tanyaku terbata-bata aku masih tidak tau harus menjawab
iya atau tidak untuk menerimanya.
“adadeh.”
Jawab okan
Sesampainya
di taman yang indah dan penuh bunga berwarna-warni disana terpampang bunga
matahari yang menjulang tinggi juga pohon anggur di sekeliling taman.
“angga,
bagaimana dengan jawaban kamu ?”
“jawaban?
Jawaban apa?” aku pura-pura tak ingat
“jawaban,
apa kamu nerima aku? Atau tidak.”
Jleeeeeeebbbbb................
Ternyata
okan benar menagih janji itu. Aku tak tau kenapa bisa jadi begini. Awalnya aku
memang sudah hampir bisa MOVE-ON dari arya, tapi apa? Arya datang kembali di
kehidupanku. Menemuiku walaupun itu tidak sengaja bertemu. Tapi apa daya, Aka
cowok yang selama ini 6 bulan aku gantungi perasaannya masa iya aku tolak.
Cinta diantara dua hati itu tidak mungkin! Aku mencintai arya juga okan..
“angga,
kok diem?” tanya okan
“hah?
Iya...apa?” kataku terbata-bata
“kamu
nerima aku atau tidak angga... aku sayang kamu.” Di raih nya tanganku
Setelah
beberapa menit aku berfikir, akhirnya
“iya
okan, Aku terima.”entah apa yang ku fikirkan tak sengaja aku mengucapkan
kata-kata itu, terlambat sudah......
Meskipun
saat itu aku malu. Aku memutuskan untuk menerima aka karna aku juga suka sama
dia , walaupun aku masih mengharapkan arya untuk menjadi kekasihku. Tapi itu
semua tidak mungkin , arya hanyalah mimpi bagiku takkan pernah ku memilikinya.
“makasih
angga..... ini boneka taddy bear buat kamu”
“iya...
makasih yaa okan.”
Aku
tak menyangka akhirnya aku jadian juga sama okan, bertepatan dengan ulang
tahunnya. Dia memberiku boneka taddy bear berwarna warna coklat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar