Sabtu, 20 Oktober 2012

cerita gay “SEBUAH PERPISAHAN” ENDING

“SEBUAH PERPISAHAN” ENDING
 
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi? Entahlah..aku tak mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan kembali lagi, tapi apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku , aku tak ingat dia ada di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan sedih, karna arya akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati arya.. mungkin arya gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering, ternyata ada tlp dari kiki aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“gga, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau,kan lo yang ngasih tau gue kemaren malem.”
“oh iya,hehehe,suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku fikirkan tadi malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama kiki, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini? Tumben?’
“iya, gawat gga penting gawat. Arya barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat , tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela ternyata itu kiki, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam dan diam.
‘’gga, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya, padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak mengerti kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“kiki?’’ panggilku
“kii, arya kenapa?’’ panggilku sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa kii !!.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat arya dirawat. Aku dan kiki melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di ruang kamar arya, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku diam dan tak menghampiri seseorang itu. Ku lihat kiki sudah tidak ada disampingku. Aku seperti mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu arya? Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu, seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti kemana bayangan itu pergi.
“anggaaaaaa..... “ tiba-tiba kiki menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku heran, kiki masih saja menangis di pelukanku
“arya ggaaa... arya.....gue gk percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue gak percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan? Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .” kataku polos tak mengerti
“apa? “ kiki menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada angga !!, dia pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak bener. Aryaaa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka mata lo , aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon, jangan ninggalin guw dengan cara seperti ini gue gamau ditinggal arya, gue sayang banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin banget, arya sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke angga aryaaa bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan tangis, tangan arya saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali arya tersenyum padaku, ini mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“angga?’’ seseorang menarik tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia angga, dia udah gak ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia angga, ini semua demi kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah okan, pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis, dan juga ku lihat kiki sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti perasaan kiki, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi taman belakang rumah sakit.
“aku udah denger semuanya sayang.”
“maafin angga, maafin ...” Kataku pelan
“gak usah minta maaf, justru aku yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya bakalan benci dan marah sama okan, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka melanjutkan ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan arya sudah pulih tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3 tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa pindah kesana, karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu lampung-jakarta itu lumayan jauh.”
“selamanya 6 bulan, arya menitipkan kamu ke aku. Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau tentang penyakitnya,selain keluarganya . Maafkan aku, anggaa... seharusnya dari awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian, dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikan kamu.ini semua udah ada yang ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya. Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh kiki jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku tak bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Tuhan... jika ini semua sudah menjadi jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku menutup mata...

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar