“SEBUAH
PERPISAHAN” ENDING
Pukul 06.00 pagi,
Aku terbangun dari tidurku, aku tak
bisa berhenti menangis tadi malam, mungkin sebabnya mataku sembab dan layu
seperti ini. aku tak mengerti mengapa aku menangisinya. Aku tak mengerti apa
yang ku tangisi. Cintanya? Ataukah karna arya yang ingin pergi? Entahlah..aku
tak mengerti..Seharusnya aku seneng arya pergi dan gak akan kembali lagi, tapi
apa nyatanya? Aku malah seperti ini, seharusnya aku sadar aku sudah mempunyai
seseorang kekasih begitupun arya.... Aku juga tak mengerti perasaanku gelisah
tadi malam, tadi malam aku juga melihat arya tapi aku , aku tak ingat dia ada
di mimpiku? Atau dia datang tadi malam. Yang ku ingat dia datang memakai baju
putih dan dia tersenyum padaku, dia memegang tanganku dan berbisik. Jangan
sedih, karna arya akan selalu ada dihati kamu. Dan kamu selalu ada di hati
arya.. mungkin arya gak akan pernah kembali.
Dret..dret.. hp ku berdering,
ternyata ada tlp dari kiki aku pun cepat-cepat mengangkatnya..
“gga, udah bangun??’’
“ada apa?gue baru aja bangun.”
“lo udah tau kan arya pergi?”
“iya , gue udah tau,kan lo yang
ngasih tau gue kemaren malem.”
“oh iya,hehehe,suara lo kenapa?”
Mungkin suaraku begini adalah efek
tangisanku tadi malam , aku tak bisa tidur.. hanya arya yang aku fikirkan tadi
malam.
“hah? Suara gue? Gpp, gue lagi sakit
tenggorokan biasalah radang.
“bohong, lo pasti abis nangis ya?”
“enggak.” Aku memang berbohong sama
kiki, karna aku tak ingin kawatir.
“ada apa tlp gue pagi-bagi begini?
Tumben?’
“iya, gawat gga penting gawat. Arya
barusan aja masuk rumah sakit.”
“apaaa?” aku tersentak kaget dan
mataku kini sudah tak mengantuk lagi
“iya udeh lo cepetan mandi. Cepet
nanti lo gue anter kerumah sakit gue jemput.”
Aku segera mengakhiri tlp, aku
bergegas untuk mandi. Dan setelah aku selesai mandi, dan siap untuk berangkat ,
tiba-tiba saja terdengar bunyi motor depan pagar rumahku, ku lihat dari jendela
ternyata itu kiki, aku cepat keluar dan pamit tidak sempet sarapan pagi
“za, ceritain ke gue plis.”
“udah cepet naik , nanti gue
ceritaiin di jalan.”
Aku segera naik dan meninggalkan
rumah. Aku pergi dengan hati yang cemas, selama di perjalanan aku hanya diam
dan diam.
‘’gga, jangan diem aja .”
“jelas aja gue diem.”
‘‘ini adalah bukti kalo lo masih
sayang banget sama arya, iya kan?”
“gak. Gue Cuma khawatir” kataku
ngeles
“Khawatir? Kalo lo Cuma kawatir, gak
akan lo mau pagi-pagi kaya gini disuru kerumah sakit buat liat keadaan arya,
padahal lo sendiri udah punya cowok. Tapi lo sendiri malah ngawatirin arya di
banding cowok lo”
“jelasin ke gue kenapa arya?”
Hening........ aku tak mengerti
kenapa suasana menjadi hening.. keadaan pagi yang dingin ini menusuk tubuhku
“kiki?’’ panggilku
“kii, arya kenapa?’’ panggilku
sekali lagi cemas
“dia... dia.. “
“dia? Dia kenapa kii !!.”
Eza tak juga menjawabnya, setelah
setengah jam di perjalanan, tak terasa kita sudah sampai dirumah sakit. Setelah
eza memarkirkan motornya, aku dan eza langsung pergi menuju ruang kamar tempat
arya dirawat. Aku dan kiki melihat teman-temanku sudah rame dan berkumpul di
ruang kamar arya, aku tak mngerti mereka semua menangis sampai isek-isekan. Apa
yang terjadi? Aku tak mengerti . tiba-tiba saja ditengah kerumunan mereka yang
sedang menangis, aku melihat seseorang memakai baju putih keluar dari arah
pintu kamar rumah sakit tempat arya dirawat. Aku diam dan tak menghampiri
seseorang itu. Ku lihat kiki sudah tidak ada disampingku. Aku seperti
mengenalnya, wajahnya pucat, lesu, dan dia tersenyum kepadaku. Dia itu arya?
Apa dia itu arya? Dia tersenyum padaku? Tapi aku heran mengapa mereka semua
masih menangis? Sedangkan arya? Dia baru saja kluar dari arah pintu dan
tersenyum padaku.... tiba-tiba saja saat aku ingin menghampiri seseorang itu,
seseorang itu hilang? Hilaaaang????? Iya, tiba-tiba saja hilang. Aku tak mengerti
kemana bayangan itu pergi.
“anggaaaaaa..... “ tiba-tiba kiki
menghampiriku dan memelukku
“ada apa? kok lo nangis?” tanyaku
heran, kiki masih saja menangis di pelukanku
“arya ggaaa... arya.....gue gk
percaya dengan semua ini, padahal waktu kemaren kita abis ngmpul bareng.. gue
gak percaya!”
“arya kenapa? Dia baik-baik ajakan?
Barusan gue liat dia keluar kamar dan dia senyum sama gue, tapi anehnya dia
langsung pergi dan hilang gitu aja pas gue mau nyamperin dia.. yaa.. barusan .”
kataku polos tak mengerti
“apa? “ kiki menatapku
“iya seius gue gak boong tuh barusan
dia kesana” aku menunjukkan ke arah bayangan itu pergi
“arya itu udah gak ada angga !!, dia
pergi ninggalin kita semua.. bukan untuk pergi dan tinggal di lampung, tetapi
dia pergi untuk selamanya.”
“gue gak ngerti, jelas-jelas gue
barusan liat dia.”
“ikut gue,” di tariknya tanganku
masuk ruang kamar arya
“lihat,dia udah gak ada, gue gak
sanggup dengan semua ini.”
“aryaaaaa... aku menghampiri arya
yang terbaring lemas dan kaku, juga pucat dan tangannya begitu dingin.”
“arya, bilang ke gue kalo ini gak
bener. Aryaaa buka mata lo, bilang kalo ini gak bener. Kenapa lo gak mau buka
mata lo , aryaaa plis.” Aku tak bisa menahan tangis
“arya, plissss arya gue mohon,
jangan ninggalin guw dengan cara seperti ini gue gamau ditinggal arya, gue
sayang banget sama arya. Arya bilang, kalo ini bohong, tangan arya dingin
banget, arya sakit? Arya kedinginan? Tadi arya baru aja senyum ke angga aryaaa
bangun.”
Saat itu aku tak bisa menahan
tangis, tangan arya saat itu dingin banget semua itu bisa ku rasakan. Tetapi
dokter langsung membawanya, ku lihat terakhir kali arya tersenyum padaku, ini
mimpi? Katakan ini mimpi padaku.
“angga?’’ seseorang menarik
tanganku, entah itu siapa dia langsung memelukku
“ikhlasin dia angga, dia udah gak
ada jangan menangis terus, ikhlasin dia.”
Aku tak bisa menahan tangis, aku
sekarang rapuh, aku tak bisa apa-apa dengan kenyataan pahit ini. batinku
“ikhlasin dia angga, ini semua demi
kebaikannya.” Aku masih terhanyut dalam susana dan juga didalam pelukan
seseorang itu, ketika aku membuka mata ternyata seseorang itu adalah okan,
pacarku yang juga ada disana.. menyaksikan itu semua
“ayok kita keluar, aka jelasin
semuanya.”
Teman-temanku masih saja menangis,
dan juga ku lihat kiki sepertinya dia juga sangat terpukul. Aku mengerti
perasaan kiki, dan juga teman-temanku semuanya.
Ternyata, aka membawaku ke kursi
taman belakang rumah sakit.
“aku udah denger semuanya sayang.”
“maafin angga, maafin ...” Kataku
pelan
“gak usah minta maaf, justru aku
yang minta maaf sama kamu. Mungkin kalo kamu denger ini semua kamu nantinya
bakalan benci dan marah sama okan, pacar kamu.”
“kenapa kamu ngomong gitu?” tanyaku
tak mengerti
“kamu tau? Kamu ingat 6 bulan yang
lalu pas arya pergi ninggalin kamu tanpa pamit?”
“iya aku ingat?”
“dia itu pergi ninggalin kamu karna
dia sakit, bukan karna dia sekolah di pesantren juga. Dia Cuma nyari alesan
yang masuk akal.Selama itu dia pergi untuk berobat kesana-sini. Tapi itu semua
gagal. Pengobatan itu sempat berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.”
Hening..... aka melanjutkan
ceritanya
“selama dia pergi untuk tinggal di
lampung, dia bilang kalo dia pindah ke pesantren.. padahal tidak sayang.. dia
pergi bersama orang tuanya untuk berobat. Dia punya penyakit jantung. Kemaren
pas kamu main sama dia sama teman-teman kamu ,mungkin saat itu keadaan arya
sudah pulih tetapi , arya drop dan harus pulang dan pindah ke lampung selama 3
tahun untuk menjalani pengobatan. Orang tuanya arya terpaksa pindah kesana,
karna tidak mungkin bolak-balik dengan kondisi arya seperti itu lampung-jakarta
itu lumayan jauh.”
“selamanya 6 bulan, arya menitipkan
kamu ke aku. Karna aku sahabat baik arya sejak kecil. Hanya aku yang tau
tentang penyakitnya,selain keluarganya . Maafkan aku, anggaa... seharusnya dari
awal aku jujur sama kamu. Pas kita jadian tanggal 26 kemarin, arya mengetahui
kabar itu. Awalnya aku gak enak sama dia, tapi aku bener-bener sayang dan tulus
sama kamu itu semua aku lakuin untuk ngejagain kamu. Pas arya tau kita jadian,
dia pesen sama aku , supaya kamu suatu saat nanti dia udah gak ada, kamu harus
bisa ngikhlasin dia. Ini semua demi kebaikan kamu.ini semua udah ada yang
ngatur”
“Tadi aku juga menemaninya sbelum
ajal menjemputnya. Dia berpesan padaku sayang, katanya dia minta maaf sama kamu
dan teman-teman kamu juga. Karna dia gak mau buat kamu sedih juga semuanya.
Tadi aku juga udah cerita ke semua teman-teman kamu dan tadi aku suruh kiki
jemput kamu. Maafin aku terlambat ngasih tau kamu.”
Tangisku semakin tak terkendali, aku
tak bisa menahan semuanyaa.... ini semua telah berakhir, dan akupun kini harus
membuka hatiku untuk orang lain
“ aku gak marah sama kamu, aku juga
ngerti kalo misalnya aku ada di posisi kamu saat itu. Aku ikhlasin , walaupun
aku masih sakit dan sangat terpukul.”
“ya, seharusnya kamu bersikap
seperti itu sayang, itu semua udah tuhan yang atur. Kita sebagai umatnya hanya
bisa sabar, ikhlas, dan menerima.”
Tuhan... jika ini semua sudah menjadi
jalan takdirku,aku ikhlas Tuhan...
Tabahkan aku , berilah tempat yang
nyaman disana buat Arya Tuhan...
Sayangi dia, dan meskipun Arya sudah
tidak ada di dunia ini. tapi aku masih tetap menyayanginya... sampai nanti ku
menutup mata...
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar